Saturday, December 8, 2018

Pemikiran Islam AL-FARABI


Selama ini, sebagian besar diantara muslim yang awam pengetahuannya tentang al-Farabi mungkin mengenal al-Farabi hanya sebatas seorang filosof muslim saja, yang banyak menuliskan pemikirannya seputar aspek filosofis, tanpa pernah menfokuskan diri pada aspek lainnya, terutama dalam konteks ini mengenai pendidikan Islam. Pemahaman yang demikian nampaknya tidaklah benar. Dalam beberapa karyanya, ternyata al-Farabi juga mencurahkan buah pikirannya seputar pendidikan Islam.
Sejarah kehidupan al-Farabi menunjukkan bahwa, dalam melahirkan beberapa karya besarnya, al-Farabi terinspirasi dari tulisan sejumlah filsuf yunani, seperti Plato. Salah satu karya besar Plato yang dipelajari dengan serius oleh al-Farabi adalah bukunya yang berjudul Republic. Buah pikiran Plato yang ada dalam buku tersebut dirangkum oleh al-Farabi, kemudian ia melahirkan pemikirannya sendiri mengenai beberapa item terkait pendidikan Islam .
Pemikiran filosofis pendidikan Islam al-Farabi secara umum tercantum dalam karyanya yang berjudul Risalah fi al-‘Aql. Buku ini menguraikan secara panjang lebar mengenai konsep akal (intelijensia) dalam perspektif al-Farabi. Menurutnya, akal itu dapat digolongkan ke dalam 4 dimensi atau bentuk, yaitu :
  1. Akal potensial ( potential intellect/ ‘aql bi al-quwwa )
  2. Akal aktual ( actual intellect/ ‘aql bi al-fi’l)
  3. Akal capaian ( acquired intellect/ ‘aql mustafad)
  4. Akal aktif (active intellect/ ‘aql al-fa’al)
1)      Tujuan Pendidikan
Mengenai tujuan pendidikan, al-Farabi memandang pendidikan sebagai salah satu elemen atau fenomena yang penting dalam kehidupan sosial. Ia memandang bahwa pendidikan itu mesti diberikan sedini mungkin dalam rangka menyiapkan anggota masyarakat yang memperoleh keberuntungan (a beneficial member of society). Seluruh aktifitas pendidikan harus diarahkan kepada usaha transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan praktis yang dilaksanakan dalam periode dan budaya tertentu.
Lebih lanjut, al-Farabi menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membimbing tiap-tiap individu ke arah kesempurnaan hidup, karena manusia memang diciptakan untuk tujuan ini. Keberadaan manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesempurnaan hidup tertinggi. Menurut Farabi, manusia sempurna (al- insan al -kamil) adalah orang yang memiliki teoritis kebajikan, pengetahuan intelektual dan moral praktis, yang kemudian diterapkan secara sempurna dalam tingkah lakunya sehari-hari. Dalam pandangan al-Farabi, pendidikan merupakan kombinasi dari kegiatan belajar dengan tindakan praktis, pengetahuan yang didapatkan harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Kesempuranaan manusia tulis al-Farabi dalam Mabadi’ ‘Ara Ahl-al-Madinah al-Fadhilah adalah sesuai dengan watak alamiah manusia itu sendiri, tidak akan tercapai apabila tidak adanya interaksi sosial dengan manusia lain. Interaksi ataupun kerjasama itu mempunyai tiga bentuk, yaitu kerjasama antar penduduk dunia pada umumnya, kerjasama dalam suatu komunitas (ummah), dan kerjasama antar penduduk kota (madinah).
2)      Konsep Tentang Nilai
Menurut al-Farabi, pembinaan dan tegaknya moralitas dalam masyarakat merupakan bagian dari tujuan pendidikan. Dalam pandangannya, kehidupan masyarakat akan tenang dan teratur apabila terciptanya keseimbangan moral dalam masyarakat tersebut. Untuk mendapatkan hal yang demikian, dalam pandangannya hanya dapat ditempuh dengan adanya pendidikan. Apabila nilai-nilai moral hilang dari masyarakat, maka kehidupan masyarakat tersebut akan rusak.
3)      Metodologi Pengajaran
Terkait dengan metodologi pembelajaran, al-Farabi menjelaskan bahwa masyarakat itu secara umum dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu masyarakat elit dan masyarakat umum. Al-Farabi menjelaskan bahwa pendidikan diperlukan untuk semua warga negara, dengan tidak adanya pedidikan tidak seorangpun akan mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan hidup. Pendidikan harus diberikan kepada semua masyarakat, namun metode pengajaran harus disesuaikan menurut kelompok tertentu.

No comments:

Post a Comment