Pendidikan karakater di
zaman Ki Hadjar Dewantara
a) Budi
pekerti
Dalam pandangan ki hadjar
Budi pekerti adalah jiwa dari pengajaran. Budi pekerti bukan konsep yang
bersifat teoritis sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya, dan
bukan pula pengajaran budi pekerti dalam arti mengajar teori tenteng baik
buruk, benar salah dan seterusnya. Akan tetapi pengajaran budi pekerti
mengandung arti pemberian ceramah tentang hidup kejiwaan atau peri peradaban manusia.
Ki hadjar menyatakan bahwa mungkin ada yang mengira, kalau seorang pengajar
harus seorang yang berpengetahuan dan berpengalaman, paling tidak harus suci
hidupnya, lahir dan batin, karena mereka beralasan guru adalah orang yang harus
“digugu” dan “ditiru”.
Ki hadjar juga menyatakan
terhadap anak-anak kecil cukuplah kita membiasakan mereka untuk bertingkah laku
yang baik, sedangkan bagi anak-anak yang sudah dapat berfikir, sebaiknya
diberikan keterangan-keterangan yang perlu, agar mereka dapat pengertian dan
keinsyafan tentang kebaikan dan keburukan pada umumnya. Ki hadjar juga
mengharapkan pendidikan budi pekerti harus mempergunakan syarat-syarat yang
selaras dengan jiwa kebangsaan menuju kepada kesucian, ketertiban dan kedamaian
lahir batin. Konsep budi pekerti menggunakan dasar yang disebut pancadarma
yaitu
a. Asas
kemerdekaan
b. Asas
kebangsaan
c. Asas
kemanusian
d. Asas
kebudayaan
e. Asas
kodrat alam
b) Ahklak
Pendidikan ahklak adalah
jiwa dari pendidikan islam, dan islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti
dan ahklak adalah jiwa pendidikan islam. Ahklak atau karakter, dalam hal ini
husaini mempertegaskan bahwa pemerintah Indonesia telah merencanakan perlunya
pendidikan berbasis karakter. Sejak itu berbagai progam tentang pendidikan
karakter telah diluncurkan. Dasar pemikiranya adalah bahwasanya, tujuan
pendidikan menurut undang undang pendidikan nasional, adalah untuk membentuk
anak didik yang cerdas, kreatif, beriman, bertaqwa, dan sebagainya. Pendidikan
bukan hanya sekedar untuk menghasilkan manusia cerdas, tapi manusia yang
berkarakter. Justru berkarakterlah yang dipandang lebih penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal
ujian, dan tehnik-tehnik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan,
pembiasaan berbuat baik; pembiasaan berlaku jujur, ksatria, malu berbuat
curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkungan kotor. Karakter tidak
terbentuk secara instan tetapi harus dilatih secara serius dan proporsional
agar mencapai bentuk serta kekuatan yang ideal.
No comments:
Post a Comment