Kerajaan
kutai terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Sekarang Muarakaman adalah nama sebuah kecamatan di kabupaten Kutai
Tarumanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kerajaan kutai sendiri merupakan salah
satu kerajaan tertua di Indonesia yang diperkirakan berdiri sekitar abad
ke-5M.kerajaan kutai diketahui di prasasti yang berbentuk tiang batu (yupa).
Prasasti tersebut ditemukan di Muara Kaman, tulisannya huruf pallawa sedangkan
bahasanya menggunakan bahasa sansekerta. Nama kutai sendiri diberikan oleh para
ahli mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan
eksistensi kerajaan tersebut. Namun juga terdapat beberapa hepotesa atau dugaan
tentang nama kutai ada yang menduga nama kutai disesuaikan dari berita Cina
‘Kho-thay’. Kho bermakna kerajaan dan thay bermakna besar. Asumsi ini juga cuku
rasional, Karena berdasarkan sejarah bahwa pada saat itu orang-orang yang
menempati daerah tersebut telah menjain hubungan dagang dengan masyarakat
mancanegara, termasuk dari cina (kementrian penerangan 1953:412).Selain cina
juga ada yang berpendapat bahwa nama Kutai berasal dari India ‘Quetaire’ yang
berarti hutan berantara.
Namun
pakar lebih cendorong ke India, karena berbagai pengaruh India sudah tampak di
berbagai hal, seperti huruf pallawa dan bahasa sansekerta.
Terdapat tujuh buah yupa yang menjadi
sumber utama bagi para ahli dalam menginterpresikan sejarah Kerajaan Kutai
ini.Yupa berfungsi sebagai tugu peringatan, yang dibuat oleh para brahmana atas
kedermawanan Raja Mulawarman. Sementara itu, ada beberapa aspek-aspek kehidupan
Kerajaan Kutai meliputi hal-hal berikut :
a. Aspek
social
Kehidupan social
di kerajaan Kutai ditandai dengan adanya pembagian golongan masyarakat, yaitu
golongan Brahmana dan Kesatria.Golongan Brahmana menduduki status paling
tinggi.Mereka menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa, serta menjadi
pemimpin dalam upacara ritual keagamaan.Sedangkan, golongan Kesatria terdiri
atas kaum bangsawan atau para kerabat kerajaan.Adapun di luar kedua golongan
tersebut, terdapat rakyat biasa yang masih memegang teguh tradisi nenek moyang.
b.
Aspek Ekonomi dan Agama
Kehidupan ekonomi
kerajaan Kutai tidak diketahui secara pasti, kecuali telah disebutkan dalam
salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengakan upacara korban emas
dan telah menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi kepada golongan Brahmana.
Tidak diketahui dengan pasti asal emas-emas itu, apakah didatangi dari India
atau ditambang dari bumi Kutai. Begitu juga dengan sapi dan kuda, apakah merupakan
hasil ternak kerajaan, hasil ternak rakyat, atau didatangi oleh tempat lain.
Kehidupan masyarakat Kutai mendapat pengaruh agama Hindu.Hal ini dibuktikan
dengan adanya hubungan yang erat antara Raja Mulawarman dan para
Brahmana.Selain itu, juga adanya pembangunan tempat suci bernama wapakeswara
untuk menghormati dewa-dewa dalam agama Hindu.
No comments:
Post a Comment